Refleksi HUT RI ke-79 : Merdeka Belajar, Merdeka dari Belenggu Hawa Nafsu

Pendahuluan

Setiap tahun, kita memperingati Hari Ulang Tahun Kemerdekaan Republik Indonesia sebagai momen bersejarah di mana bangsa kita berhasil meraih kemerdekaan dari penjajahan. Namun, kemerdekaan yang sesungguhnya tidak hanya terbatas pada kemerdekaan fisik, melainkan juga kemerdekaan dari belenggu-belenggu yang menghambat perkembangan diri. Salah satu belenggu yang perlu dibebaskan adalah dominasi hawa nafsu dalam dunia pendidikan.

Hawa Nafsu dalam Pendidikan: Ancaman Terselubung

Dalam konteks pendidikan, hawa nafsu dapat muncul dalam berbagai bentuk, seperti keinginan untuk mendapatkan nilai tinggi dengan cara yang tidak jujur, ambisi untuk menonjolkan diri, atau kecenderungan untuk belajar secara instan,  malas belajar dengan tekun dan menghindari tugas yang sulit. Dominasi hawa nafsu ini tidak hanya merugikan individu, tetapi juga menghambat tercapainya tujuan pendidikan nasional.

Pendidikan Merdeka: Lebih dari Sekadar Kurikulum

Konsep Merdeka Belajar yang digaungkan pemerintah membuka peluang bagi seluruh komponen pendidikan untuk lebih kreatif dan inovatif. Namun, kemerdekaan ini harus dibarengi dengan kesadaran akan pentingnya mengendalikan hawa nafsu. Pendidikan merdeka bukan hanya tentang kebebasan memilih kurikulum, tetapi juga tentang kesadaran jiwa dalam pembebasan diri dari belenggu-belenggu yang menghambat perkembangan peserta didik.

Hawa Nafsu dan Nilai-nilai Islam dan Pancasila

Nilai-nilai Pancasila sebagai dasar negara kita mengajarkan kita tentang pentingnya kemanusiaan yang adil dan beradab, persatuan Indonesia, dan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Nilai-nilai ini bertentangan dengan hawa nafsu yang cenderung individualistis dan mementingkan diri sendiri. Terlebih lagi, nilai-nilai Islam yang mengajarkan ikhlas, ihsan,  istiqomah, sabar, syukur serta ridlo dengan takdir yang menimpa diri menuntun seorang muslim untuk sadar dan menundukan hawa nafsunya. Dengan demikian, upaya untuk membebaskan diri dari dominasi hawa nafsu merupakan bagian integral dari upaya kita sebagai muslim untuk mewujudkan cita-cita bangsa.

Langkah-langkah Konkret

Untuk mewujudkan pendidikan merdeka yang bebas dari dominasi belenggu hawa nafsu, beberapa langkah konkret dapat dilakukan, antara lain:

1. Penguatan Aqidah dan Ibadah

Dalam konteks membendung dominasi hawa nafsu, aqidah dan ibadah berfungsi sebagai benteng pertahanan diri yang kokoh. Aqidah yang kuat memberikan landasan iman yang kokoh yang membuat seseorang akan senantiasa merasa diawasi dan dipertanggungjawabkan atas setiap perbuatannya. Ibadah merupakan sarana untuk mendekatkan diri kepada Allah Subhanahu wata’ala. Yang membuat seseorang akan semakin mendapatkan petunjuk dan kekuatan untuk melawan godaan setan.

2. Penguatan Pendidikan Adab

Pendidikan adab membentuk karakter seseorang menjadi lebih baik. Seseorang yang beradab cenderung lebih sabar, toleran, dan bijaksana dalam menghadapi berbagai situasi.

3. Pembelajaran Berbasis Masalah

Memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk memecahkan masalah nyata sehingga mereka dapat belajar bertanggung jawab dan bekerja sama.

4. Pengembangan Kompetensi Sosial-Emosional

Melatih peserta didik untuk mengenali dan mengelola emosi, serta membangun hubungan sosial yang positif.

5. Kolaborasi dengan Orang Tua

Membangun kerjasama yang baik dengan orang tua untuk memberikan dukungan yang konsisten bagi peserta didik.

6. Lingkungan Belajar yang Kondusif

Menciptakan lingkungan belajar yang aman, nyaman, dan inspiratif.

Kesimpulan

Dalam rangka memperingati HUT RI ke-79, mari kita renungkan kembali makna kemerdekaan. Kemerdekaan yang sesungguhnya adalah kemerdekaan dari segala bentuk belenggu, termasuk belenggu hawa nafsu. Dengan membebaskan diri dari dominasi hawa nafsu, kita dapat menciptakan generasi muda yang berkarakter, berintegritas, dan mampu menghadapi tantangan masa depan yang rahmatanlil’alamiin.Wallohu’alam bishowab

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *